Entri Populer

Kamis, 13 Januari 2011

Disiplin Anak

Terapkan Disiplin pada Anak
Jum'at, 13 Agustus 2010 - 09:30 wib
textTEXT SIZE :   http://a.okezone.com/lifestyle/image/template/tools/icon_min.gifhttp://a.okezone.com/lifestyle/image/template/tools/icon_plus.gif
Share
http://i.okezone.com/content/2010/08/13/196/362560/dtvYgwmzW1.jpg
Disiplin sangat penting dalam kehidupan ini, terutama bagi anak-anak agar mereka tumbuh menjadi orang sukses. (Foto: Google)
MENERAPKAN disiplin pada anak yang masih di bawah umur memang gampang-gampang susah. Yang terpenting, orang tua konsisten dan yakin bahwa semua yang dilakukan merupakan upaya untuk kebaikan anak.

Kata-kata ”Disiplin harus dimulai dari kecil” mungkin sering Anda dengar dalam membesarkan seorang anak. Disiplin sangat penting dalam kehidupan ini, terutama bagi anak-anak agar mereka tumbuh menjadi orang sukses. Namun, para orang tua tidak menyadari cara mereka dalam mendisiplinkan anak-anak ternyata kurang tepat.
Berapa banyak orang tua yang sulit membujuk anaknya untuk memakai seragam sekolah di hari kelimanya masuk preschool? Atau lain waktu, merasa malu ketika anaknya tiba-tiba berteriak-teriak dan merengek tanpa sebab di tengah-tengah keramaian supermarket?

Di balik kelucuannya, masa balita adalah saat yang mungkin dirasa sangat menjengkelkan untuk orang tua. Karena si buah hati sedang memasuki tahap usia di mana anakanak mulai menjadi lebih mandiri dan menemukan jati diri mereka sebagai individu. Namun, kemampuan mereka masih terbatas dalam hal berkomunikasi dan nalar.

”Anak mengerti bahwa tindakan mereka bermasalah karena mereka bisa membuat apa pun menjadi masalah,” kata Claire Lerner, LCSW-C, spesialis perkembangan anak dan direktur sumber daya bidang pengasuhan di organisasi nirlaba Zero to Three seperti dikutip laman
webmd.com.

”Hal ini menyebabkan mereka ingin membuat jejak mereka di dunia dan menyatakan diri dengan cara yang mereka tidak lakukan ketika masih bayi. Masalahnya, anak balita memiliki sedikit kontrol diri dan bukan seorang pemikir rasional. Ini adalah kombinasi yang sangat menantang,” terangnya.

Jadi, bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi anak yang menjerit setiap kali Anda suruh mandi dan tampaknya kosakata yang keluar hanya satu kata ”tidak”?
Berikut ini dipaparkan beberapa strategi sederhana untuk menerapkan disiplin pada anak untuk membantu membuat hidup Anda dan anak Anda lebih mudah.

Yang paling utama dalam penerapan disiplin adalah konsistensi orang tua. Menurut Lerner, perintah dan rutinitas memberikan ”tempat” yang aman bagi anak dari apa yang mereka pandang sebagai dunia yang besar dan tak terduga.

”Ketika ada beberapa hal tidak bisa diduga dan rutin,itu membuat anak merasa jauh lebih aman dan nyaman, serta cenderung lebih bersikap tenang karena mereka tahu apa yang dia harapkan,” katanya.

Cobalah untuk selalu menjalankan jadwal yang sama setiap hari. Semisal, waktu tidur siang, waktu makan, waktu tidur malam, dan saat-saat di mana anak Anda bebas untuk melakukan apa pun seperti hanya berlari-lari dan bersenang-senang. Bila Anda memang harus melakukan perubahan jadwal, beri tahu anak sebelumnya.

Misalnya katakan kepada anak Anda, ”Bibi Jean akan menemanimu malam ini saat ibu dan ayah pergi sebentar. Kita ada keperluan sebentar”. Hal itu akan mempersiapkan dirinya untuk sebuah rutinitas yang sedikit berbeda dan mudah-mudahan tidak berpengaruh pada suasana si kecil saat waktu tidur. Konsistensi juga penting ketika penerapan disiplin ke anak. Ketika Anda mengatakan ”tidak boleh memukul” pertama kali kepada anak Anda saat dia berkelahi dengan anak lain di tempat bermain,Anda juga harus mengatakan ”tidak boleh memukul” untuk yang kedua, ketiga, dan keempat kali, saat si buah hati melakukannya lagi.

Orang tua juga harus menghindari stres saat pengasuhan anak. Pada waktu anak-anak memasuki usia balita, Anda tentunya sudah mengamati apa saja pemicu mereka biasanya merengek tak karuan. Yang paling umum adalah kelaparan, mengantuk, dan berada di suatu tempat baru. Dengan sedikit perencanaan, Anda seharusnya dapat menghindari hal-hal yang potensial memicu ”kekacauan” tersebut dan menjaga situasi tetap tenang. ”Anda harus segera mencari cara untuk mengantisipasi, yang berarti Anda jangan pergi ke toko makanan ketika anak Anda membutuhkan waktu untuk tidur siang,” kata Lisa Asta MD, seorang dokter anak di Walnut Creek, California, dan profesor klinis asosiasi pediatri di University of California, San Francisco, Amerika Serikat.

Cobalah untuk memastikan anak Anda sudah berada di rumah saat tidur siang, tidur malam, dan waktu makan. Jika Anda keluar rumah, selalu bawa makanan di tas agar tak usah mencari lagi ketika anak merasa lapar. Tetap padatkan waktu, artinya segera cari rumah makan lain ketika satu tempat memiliki pelayanan yang lama atau jangan belanja bahan makanan tepat di waktu makan siang. Yang terpenting, rencanakan ke depan segala keperluan keluarga sehingga Anda tidak perlu terburu- buru, terutama ketika Anda membutuhkan untuk mempersiapkan anak Anda pergi ke
preschool, sementara Anda bersiap bekerja di pagi hari.

Anda dapat memudahkan transisi tersebut dengan melibatkan anak Anda dalam proses. Buatlah aturan sederhana untuk kegiatan anak. Misalnya atur waktu lima menit sesudah bangun tidur. Lalu memberitahukannya bahwa ketika alarm berdering itulah saatnya untuk mandi dan berpakaian atau memberi anak Anda pilihan apakah akan mengenakan baju merah atau baju biru ke sekolah. Tips yang tidak kalah penting dalam penerapan disiplin bagi anak adalah berpikirlah seperti seorang balita. Anak bukanlah versi mini dari orang dewasa.

Mereka biasanya mengalami kesulitan memahami banyak hal yang kita sudah yakini, misalnya bagaimana mengikuti petunjuk dan berperilaku tepat. Melihat skenario dari perspektif seorang anak dapat membantu mencegah dia merengek atau mengamuk. ”Anda sebaiknya berkata, ‘Mama tahu Daffa tidak suka duduk di kursi mobil, tapi biasanya itu yang harus kita lakukan,” terang Lerner.

”Jadi Anda tidak memanjakan, tapi memvalidasi perasaan mereka. Anda juga harus menetapkan batas, tapi Anda melakukannya dengan cara yang menghargai anak dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk membantu mereka belajar menghadapi kehidupan yang penuh dengan aturan dan peraturan,”  tuturnya.

Memberikan pilihan pada anak juga menunjukkan bahwa Anda menghargai anak Anda dan mengakui perasaan dia. Lerner menyatakan, menanyakan anak apakah ingin membawa buku favorit di mobil atau membawa camilan, dapat membuat anak merasa seolaholah dia memiliki beberapa kendali atas situasi walaupun orang tua yang tetap bertanggung jawab. Cara efektif lainnya dalam menerapkan disiplin anak adalah jika si kecil mengerjakan sesuatu yang tidak baik, alihkan perhatiannya ke hal-hal lain.
(Koran SI/Koran SI/tty)
Bagi pembaca yang ingin bertanya dalam rubrik konsultasi di kanal lifestyle, dapat mengirimkan pertanyaan ke email: konsultasi.lifestyle@okezone.com atau kirimkan via pos ke alamat redaksi okezone: Gedung Bimantara Lt 4, Jl Kebon Sirih Kav 17-19, Jakarta 10340, atau fax: (021) 390.2295. Penanya wajib mencantumkan nama dan alamat lengkap. Redaksi dapat mengedit materi pertanyaan tanpa mengubah maksud dan substansinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar